Rabu, 11 Januari 2012

OTOMOTIF

Rabu, 19 Mei 2010


Bore Up Mio 58,5 mm & 65 mm


Setelah mengikuti perkembangan bore up Mio hingga ramai diaplikasi dipakai balap, gerai variasi pun makin getol meluncurkan varian part bore up ke pasaran. Khususnya ukuran 58,5 mm dan 65 mm. Disini ada aturan yang menarik untuk diikuti, sehubungan dengan mekanis mesin skutik yang selalu bergasing di rpm tinggi.
“Paling mengkhawatirkan adalah sisa ketebalan liner yang ideal serta tinggi pantat silinder, agar tetap aman, ”buka Ayung dari Rayya Perkasa Motosport di Kalibutuh 131, Surabaya.

Sesuai dengan hasil riset dan data yang dikumpulkan, untuk bore up 65 mm ketebalan liner adalah 2,5 mm. Sedang yang bore up 58,5 mm perhitungan sisa ketebalan liner nya masih aman dalam hitungan 4,5 mm. Bagaimana dengan tinggi piston yang ideal ? Hal ini layaknya dijadikan prioritas saat proses bore up. Sebab tinggi piston juga berpengaruh dengan keamanan piston itu sendiri.



“Kalau terlalu tinggi dan lebih dari 38,5 mm, bisa jadi ketika piston berada di TMB pantat piston akan membentur stang piston dan daun as kruk. Tinggi piston 37,5 mm berlaku buat bore up 65 mm, ”ingat Ayung.

Sedang bore up 58,5 mm, tinggi pistonnya dapat memakai ukuran 38,5 mm. Sebab, makin kecilnya diameter piston, makin jauh pula jarak pantat piston dengan stang piston. Sehingga masih aman meskipun lebih tinggi dimensi pistonnya.

Beda dengan bagian tinggi pantat linernya, kalau bore up 65 mm tinggi pantat liner dapat diaplikasi dengan tinggi 21 mm. Dan yang bore up 58,5 mm, untuk tinggi pantat linernya bisa memakai 20 mm. “Kalau di bagian ini hanya mengikuti dimensi tinggi piston, untuk memastikan keseluruhan bodi piston mendapat pelumasan maksimal,”yakin Ayung. .: pid

Yamaha Mio '08 Solo: NYETEL KE DRAG STYLE


Menganut aliran racing look bagi pembesut matic drag bike memang cukup mudah. Pasalnya, nggak butuh modal gede dan peras keringat seperti drag beneran, hasil dan tampang modifikasi ranah ini lebih memuaskan.
Nggak heran, Leo dari komunitas Moncelo Solo pun memastikan Yamaha Mio miliknya juga dipermak aliran serupa. "Modifikasi balap lokal paling gaul dan lagi digandrungi. Murah, mudah tapi asyik. Harus diikuti tapi nggak harus contek sana-sini," kelakarnya.

Bersama squad Moncelo, Leo pun mempermak motor keluaran 2008 ini full telanjang, minim bodi dan menyiratkan gaya drag bike Indonesia. Wheelbase pendek, jok minim dan setang ditekuk abis.

So pasti, tetap ada unsur keindahan dengan saputan airbrush menarik di sekujur rangkanya. Leburan brush garapan RFL Paint ini nggak asal semprot, tapi diberi karakter khusus yakni tribal minimalis dengan tiga warna utama. Kuning, gradasi oranye dan pink. Agar kian klop, tiga warna ini tak hanya diterapkan di rangka, tapi juga di komponen lain, termasuk bodi mungil di depan hingga CVT Box.

Khusus bagian kaki, Leo lebih dulu mendandaninya dengan part ceking, seperti pelek model U-shape dengan karet hitam ala slick. Dipilih ring 17 sehingga kesannya mungil tapi kuencang.
Sisi mesin, tak dirombak secara frontal. Hanya variasinya yang dipadu padankan dengan bagus, seperti pemakaian pengapian racing, oil cooler hingga knalpot CLD Racing. Semuanya ikut menambah performa luar drag style yang rapi jali, meskipun minimalis binti manis. .: punk

SPEK MODIFY
SOK DPN ; Kawahara, CAKRAM DPN : Ride-It, MASTER / KALIPER : Brembo, TROMOL DPN : Trusty, SOK BLK ; YSS, TROMOL : Trusty, PELEK DPN / BLK : 120-17, BAN DPN / BLK : 60/80-17, ENGINE ; Korek harian, PISTON : GL Neo tech, KARBU / INTAKE : NSR-SP, OIL COOLER : Daytona, FOOTPEG : AHRS, STABILIZER : Laytona, GAS SPONTAN ; TDR, EPOXY / CAT / CLEAR : Danagloss, KNALPOT : MCC Solo, BRUSHER : RFL Paintbrush - Solo 085727861530.

Selasa, 18 Mei 2010


IRC Road Race Class Mild Sampang: JADI MILIK HONDA


Di awal kompetisi Kejurda 2010 ini prestasi Honda kian melejit, solid dan semakin kuat membendung kekuatan rival beratnya. “Jadinya, seolah lintasan milik Honda dan buat Honda," kata Bambang Kapten penyelenggara dari Bols Automotive Club.
Formasi tim Honda Jatim yang turun di Sapang juga terlihat lebih komplit. Di seri kali ini juga dihadiri Yoga dari main dealer Honda PT. MPM Surabaya, untuk mengamati tim-tim Honda Jatim yang berlaga.

Dengan sajian sirkuit mengadu gasingan bawah dengan lay out lintasan yang bermodel huruf Q. Ada empat straight sepanjang 170 meter dengan tambahan chicane serta U-Turn. “Di sini lebih banyak beradu memperingan torsi serta mengejar kompresi tinggi,” kata Affandi manager tim Purnama Malindo Motor Sampang Racing Team yang kini tengah dalam proses pengerjaan membangun 3 unit Blade yang dipersiapkan di kelas MP2 dan MP4.

Tantangan sirkuit itu setidaknya dilayani oleh Supra-X 125 pacuan Juni AS yang memperkuat tim Aries Putra Nirwana Resto, Nganjuk yang diriset dengan pengapian kit special engine Honda CR-125 cc assy dan disokong perbandingan kompresi 15,5 : 1. Gasingan yang dihasilkan mampu tembus 12 ribu kitiran per menit.

Gawat juga, pola konsep yang diaplikasi Ipul sang tuner fokus di gasingan bawah. Peningkatan performa mesinnya memang bagus, gasingan bawah responsif dan singkat. “Cuma pemakaian gigi satunya dalam hitungan 3 detik, mesti dipindah,” kata Juni yang sukses di kelas MP1 dengan menempati urutan 2. Sayangnya as kruk masih sering melintir dan habis 3 biji.

“Untuk saat ini saya masih konsen meriset bobot fly wheel, untuk menyerasikan antara bobot rotor dengan fly wheel, ” detail Ipul.

Berbicara gasingan bawah, power band Supra-X 125 pacuan Juni akselerasinya macam 2 tak, sempat juga menghebohkan penunggang bebek 4 tak lain. Tenaga produktif di gigi 3 ke 4, limitnya juga 3 detik dan diikuti peningkatan speed yang lebih bagus. Di sini Supra-X 125 pacuan Juni macam setan, sampai rival-rivalnya kewalahan menutup racing line Juni.

Sementara itu perkembangan signifikan juga terlihat pada pasukan Honda yang berlaga di pemula. Kakak beradik, yakni Tomy salim dan Gery Laurent sempat menghebohkan. Pasalnya 8 podium di kelas pemula dikuasai oleh putra Danwing van Houce yang sekaligus merangkap tuner dan kini digandeng tim Honda Blitar Tata Indah Motor.

Rencana ke depannya Edi sang manager juga disibukkan orderan katup, pegas katup, gigi rasio dan piston dari Thailand untuk selanjutnya special dicopy buat Blade. “Formasi tim Honda kita di pemula, kita usahakan memiliki persiapan yang matang serta mengatur stamina mesin lebih bagus, ”kata Edi.

Mental dan skill Gery Laurent lambat laun juga makin membaik. Hal itu diperkuat dengan fakta kemenangannya berada di peringkat 4 saat berlaga di kelas bebek 4 tak 125 open. Di situ dia juga bertarung dengan seeded bongkotan.

Genderang perang Honda di kelas pemula, memang tak main-main. Selain Tomy Salim dan Gery Laurent juga ada Roland Tuahatu yang menguasai 3 podium di kelas bebek 4 tak 110 cc dan 125 cc. Roland memperkuat tim Honda Smart Indie, Tuban.

Penerapan korekan mesinnya paling nyolok ada di rubahan desain noken yang dijadikan 272 derajat serta pemakaian kopling house Karisma pada Blade pacuannya.
Menyusul, Eko Adi Purwanto dan Aries Putra Nono juga makin melengkapi formasi tim Honda di pemula. Keduannya memperkuat tim Aries Putra Nirwana, Nganjuk. Eko memacu Supra-X 125 dan Blade, sementara Aries masih adaptasi dengan Blade.

Keduanya juga mulai beringas, dengan suksesnya berada di runner up. Tentu saja hal ini menjadi ancaman serius rival berat Honda, sebab di seri Kejurda perdana IRC Road Race Sampang ini, terkesan dikuasai Honda.

Prestasi tim Honda Jatim di seeded mulai membaik dan terkesan kompak, bisa dibilang tim order. Ini baru sip, semua saling menghandel, bahu membahu kekuatan. Untuk sementara, kekuatan tim Honda Jatim di seeded diback up oleh Tedy Tuahatu, Juni AS serta Muhidin yang memperkuat tim Putra Rinjani.

"Dipastikan tim balap di Madura akan cepat terprovokasi menunggang Honda. Apalagi selama ini di Jatim, yang terbukti perhatian ke pembalap serta tim balap cuman Honda," yakin Firman manager tim Bajinur Sungkar, Pamekasan. :: pid

Indonesian Super Matic Race '10 (I) Jakarta: HONDA & YAMAHA MELIRIK SERIUS


Pabrikan terlihat masih malu-malu terlibat di balapan matik. Honda belum mau melirik, Yamaha memberi gambaran produknya adalah tunggangan cewek yang tidak pas buat balapan. Namun, di pentas Indonesia Super Matic Race 2010 putaran-1 di Kemayoran Jakarta (3-4/04) kemarin, beberapa petinggi Honda dan Yamaha hadir.
“Tentu saja, mereka memliki misi tersendiri,” senyum Krisna Yudistira, dedengkot Okzigen sebagai EO Penyelenggara. Mustahil hanya sekedar menonton saja. “Kita mensupport event ini dengan memberikan hadiah 36 Motor,” ujar Julius Aslan, Direktur Marketing AHM (Astra Honda Motor). AHM ternyata melihat dan merespon pasar matik yang makin berkembang signifikan.

“Tidak menutup kemungkinan, kita akan mensupport tim seperti di Motoprix dan Indoprix 2010,” tambahnya sambil berpromo postur Honda Beat unggul dalam manuver di tikungan-tikungan sempit.

Tidak hanya sampai di sini. Yamaha juga mulai pasang ancang-ancang. Mereka mengorbitkan tim yang selama ini memang konsen di balapan matik. “Kita disupport pabrikan Yamaha untuk ikut seri-seri ini. Namun memang belum siap karena faktor waktu yang mepet. Seri selanjutnya akan tampil di beberapa kelas,“ tutur Mukti Ali, manajer sekaligus owner tim Yamaha Warid MDI yang mengandalkan joki pemula Tony Rahmawan.

“Kita sedang menjajak kelas-kelas mana yang produktif untuk diseriusi dan tidak mau ketinggalan dengan yang lain,” timpal Ari Wibisono, Manager Motosport YMKI (Yamaha Motor Kencana Indonesia) yang terlihat serius mengamati.

Tentu saja, pihak pabrikan lain macam Suzuki, Kawasaki dan lainnya ke depan tidak mau kalah. Berbagai persiapan dan strategi mungkin akan dikeluarkan pada saat yang tepat. Kita tunggu saja ! “So, jika pabrikan mulai serius, ke depan matic-race akan makin berkualitas,” optimis Tommy Huang, produsen CDI BRT yang juga salah satu aktor dilangsungkannya hajatan ini dan Henry Tedjakusuma, owner PT. Tarakusuma Indah, produsen helm KYT yang juga mensupport penuh.
Alhasil, ini potensi yang memang harus dikembangkan. Ogy


REGULASI NON-IMI, SEEDED LEWAT QTT !

“Ada yang menarik, boleh disebut agak kontroversial juga sehubungan penetapan status pembalap yang berlaga di Indonesian Super Matic Race 2010 putaran perdana ini,” terang Andi Warid dari tim Yamaha Warid MDI.

Ia mengkritik atas berbagai aturan main yang tergolong memberatkan peserta. Misal soal kewajiban menggunakan banyak produk dengan label tertentu, juga scrut yang kurang mendalam.

Kembali ke soal semula. Jadi status rider yang dikeluarkan IMI (Pemula atau Seeded) bisa berubah setelah melihat output alias hasil sesi QTT (Qualifying Time Trial). Dalam matic-race sendiri populer disebut Novice dan Open.

Berikut detailnya. Joki pemula yang telah melakukan QTT dan mencatat waktu yang jauh meninggalkan lawan, ditetapkan naik ke level seeded. Jadi bertarung dengan starter kategori open/seeded.

Perlu Bukti ? Dialami Wahyu Aji (Dumasari Fourteen Yamaha SMS KYT) yang menurut IMI jelas dan tegas berada di tingkatan pemula, namun setelah QTT Matic 115 CC Novice dinaikkan ke kaum open atau seeded. So, bagi Wahyu Aji dijamin memberatkan, karena dia harus bertarung dengan petarung yang bukan levelnya. Persaingan lebih berat.

“Seharusnya tetap merujuk norma IMI. Alasan pihak panitia, keputusan ini mengacu pada regulasi komunitas matic-race ini,” sesal Wahyu yang akhirnya tidak beroleh podium lima besar.

Boleh jadi, penyelenggara ingin menciptakan nuansa pertarungan yang sengit dengan waktu yang beda-beda tipis. Apalagi IMI memang belum menerbitkan peraturan baku. :: ogy

TDR YSS COMET MOTOPRIX 2010 PURWOKERTO: RISET AKTUAL PARUH KOMPETISI


Perjalanan seri Motoprix 2010 region II (Jawa) tahun ini tergolong lebih variatif dan ketat dari tahun sebelumnya. Perfoma pacuan pabrikan Honda dan Kawasaki terbukti lebih bertaji dan kerap mengacaukan dominasi Yamaha.
Terbukti saat putaran II Banten lalu, Honda mencuri podium juara di seeded MP2 (110 cc). Namun dalam seri III bertajuk TDR YSS Comet Motoprix 2010, yang dipentaskan BRO (Bima Racing Organizer) yang dikomandoi Orin Sugawa, kembali Yamaha mengambil supremasi dengan memborong 6 kelas. Bahkan menguasai hingga tiga besar, hanya runner-up pemula MP4 (125 cc) yang direbut pasukan Kawasaki.

Menarik dicermati, perkembangan riset yang dilakukan. Maklum saja, beberapa mekanik mengklaim kudapacu MP2nya mampu menembus angka 23-24 HP (horse power). Investigasi otre, beberapa tuner lebih fokus pada hal-hal di luar topik camshaft dan kompresi. Yuk kita selami lebih dalam !

Mulai masalah pengapian. Tuner Heru Kate, mengadopsi CDI Rextor label RR (Ready to Race) terbaru yang lebih mungil dibarengi magnet Vega pada kudabesi milik pemula Adi Bontot (Yamaha Sentral Mandiri BKMS IRC Rextor) yang berhasil merebut juara pemula MP3 (110 cc).

“Jeroannya lebih berkualitas macam SCR dan lainnya,” terang M Novel dari PT. Rextor Technology Indonesia yang juga hadir.

Tidak mau kalah, mekanik Avizena Hura (Yamaha KYT FDR SMS) yang mengawal Yoga Adi Pratama dan sukses meraih podium terbaik MP2 (110 cc), memakai CDI BRT I-Max Super Pro yang dilengkapi 28 kurva dipadu magnet racing YZ 125.

Termasuk kiliker Waskito “Merit” Ngubaeni (Yamaha Khepoth Federal Oil Indoparts FDR KYT) yang pede dengan magnet Daytona. Dipastikan mereka ingin menciptakan proses pembakaran yang lebih baik hingga menghasilkan output tenaga yang lebih optimal.

Lain hal Haris Sakti Prabowo, singkat disapa Mlethiz yang fokus pada test-case lubang porting anyar yang lebih lebar menjadi 26 mm (MP1). “Dibuat lebih tearah hingga gas aktif ke ruang bakar lebih padat.

Power lebih gahar,” tutur Mlethiz yang mampu membuat rider naungan Anggi Permana (Yamaha Yamalube FDR KYT Trijaya) merebut jawara seeded MP1 (125 cc) dan kedua di MP2 (110 cc).

Yang menarik, begawan 4 Tak, Ibnu Sambodo (Kawasaki IRC NHK Rextor Manual Tech) mengklaim dapat membuat posisi kruk-as lebih presisi dari bawaan asli motor Kawasaki.

“Penyimpangan yang tersisa 0,1 mm dari sebelumnya seputar 0,25 mm. Ini bicara sehubungan balap. Alhasil, sangat berpengaruh menyangkut vibrasi atau getaran dan dayatahan,” tegas Pak De, sapaan akrabnya, mengaku lebih maksimal dengan karbu konvensional PWK ketimbang FCR.

Disamping topik mesin dan pengapian tadi, berbagai part pendukung juga sedang diriset. “Kita sedang mencoba sok YSS terbaru RG 362 280 TRC pada besutan Anggi Permana,” beber Benny Rachmawan, Research & Development Mitra 2000.

“Pada intinya, kita mendukung penuh segala upaya tim yang kita support untuk meriset tunggangannya. Kita ingin yang terbaik,” timpal Supriyono dari produsen helm NHK yang cenderung lebih banyak mendukung tim-tim berbasic Honda.

TAMBAH SERI
Ada kabar menarik, Motoprix 2010 bakal akan ada seri tambahan. Sebelumnya memang diberitakan IMI cukup 6 seri. Jadi 3 putaran yang telah berlangsung (Jakarta, Banten dan Jateng) ditambah Jogja dan Jabar dua kali. Tanggalnyapun sudah disebar kemana-mana.

Perkembangan terbaru di paddock akan segera diselenggarakan seri Motoprix Surabaya (22-23 Mei) yang sebelumnya tidak mendapat jatah. Lebih membingungkan, berkembang info ditambah dua seri lagi. Sudah bisa diperkirakan, jika hal tersebut benar terjadi akan memberatkan tim.

“Ini diluar schedule yang udah disepakati. Biaya kan makin membengkak,“ serentak Arief Cahyadi dan Samsul Bahari serta Sri “Gandhoel” Hartanto, masing-masing pemilik tim Yamaha KYT FDR SMS, Yamaha Pertamina IRC dan Yamaha Rextor GRM. .: ogy

Suzuki Pertamina One Make Race 2008, Dawuan-Cikampek

Ketika Pohon Berbuah Manis
2008-11-21 20:44:57
13501_omr-suzuki-cikampek-endro.jpgKalau boleh berfilsafat, menanam pohon butuh waktu untuk memaneh buahnya. Apalagi menanam bibit, butuh waktu untuk tumbuh besar dan berbuah manis. Prinsip ini yang dipakai Suzuki dalam membina pembalap mereka menuju prestasi internasional.

“Kita harus mencari bibit pembalap yang bagus sampai pelosok. Membina mereka dengan balapan bermutu. Lalu menyalurkan mereka ke level lebih tinggi. Tentu dengan kondisi yang ada,” jelas Tommy Ernawan, mentor Suzuki-Pertamina One Make Race 2008.

Ini juga alasan Suzuki menggelar balap satu merek mereka, Minggu (16/11) lalu di sirkuit Autocar, Dawuan, Cikampek-Jawa Barat. Ini kali pertama OMR Suzuki mengunjungi Dawuan. “Daerah ini memang terpencil. Jarang dijadikan tempat balap resmi. Tapi kita datangi karena potensi di sini. Terbukti banyak pembalap dan penonton dari sekitar datang,” bangga Tommy.

Di Dawuan, 12 joki seeded andalan Suzuki hadir. Ditambah 19 rider pemula plus yang siap mengganti mereka di arena MotoPrix. Dari wilayah Karawang, Bekasi, Purwakarta dan Cikampek menyumbang 52 starter pemula di 11 kelas yang dibuka.

Itu dirasakan Jamauldin dan M. Arga, pemula asal Bekasi. “Buat kami, pemula dari tim kecil, adanya event dekat tempat tinggal memudahkan dan meringankan. Apalagi eventnya sekelas OMR Suzuki. Kami belajar banyak dan mempromosikan diri jika bagus,” ungkap kedua joki dari tim Suzuki KK Satria FIM FDR itu.

Bicara bibit, Jamauldin dan M. Arga beserta konco-konconya di level pemula, bisa jadi bibit yang bagus jika terus dipoles di balapan bermutu. Buktinya, Suzuki kini terus berbicara di ajang nasional. MotoPrix dan Indoprix adalah penjenjangannya.14002-omr-suzuki-cikampek-endr.jpg

Pembinaan bukan sekadar skil, tapi juga mental. “Hasilnya, lihat prestasi Wahyu Widodo. Dia memastikan juara nasional MotoPrix MP1 dengan balap sambil terpincang-pincang. Bahkan saat ia naik motor harus dibopong. Ini harus jadi contoh para pemula Suzuki. Prestasi harus dikejar, bukan ditunggu,” tegas Tommy Ernawan usai upacara pembukaan perhelatan.

Di level internasional, Suzuki pun patut berbangga. Dipupuk lewat ajang OMR pula Owie Nurhuda meraih gelar juara underbone 110 cc di FIM Asian Grand Prix. Owie pertahankan dominasi Suzuki dalam tiga tahun belakangan di Asia.

“Ini tak lepas dari kerja tim. Saya bisa begini berkat asuhan Felix dan mesin yang dibuat Om Chia. Dan tanpa dukungan Suzuki dan sponsor lain, saya tidak akan bisa ikut Asian GP,” ungkap joki tim Suzuki Top 1 SHC Indoparts Chia-Felix. Di OMR kemarin, Owie menjuarai kelas Smash 110 Tune-Up Seeded.

Makanya, terembus kabar Suzuki akan menambah jumlah event OMR di beberapa daerah. Khususnya luar Jawa. Sebab, banyak pembalap daerah yang wilayahnya belum dikunjungi OMR Suzuki. “Begitu permintaan dari diler Suzuki di daerah. Tapi semua harus melihat perkembangan tahun depan,” ujar Tommy.

Maju terus dan berbuah yang manis, Suzuki!

FINAL NASIONAL OMR SUZUKI DI KENJERAN


13703-omr-suzuki-cikampek-endr.jpgMinggu depan, 22-23 November ini, Suzuki akan menggelar final nasional. Lokasinya di sirkuit Park Kenjeran, Surabaya. Final diikuti 3 besar dari 5 region, yaitu Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Bali & Nusa Tenggara Barat (NTB).

Menurut Yudi Febrianto, meski tidak diikuti pembalap yang berlaga di ajang Indoprix, final kali ini dipastikan seru. “Ini bukti kita mendukung balap nasional. Pembalap yang ikut final OMR bisa menunjukkan kemampuan mereka,” tutur pegawai PT Indomobil Niaga Internasional bagian Divisi Racing itu.

Banyak joki berpeluang menggaet tiga Suzuki Shogun 125 dan Smash 110 serta hadiah uang jutaan rupiah. Mereka adalah Reza Pahlevi, Jeffry Holly dan Firman Farera dari Sumatera, Ardy Satya dan Wahyu Widodo dari Jawa, Ucil Puma wakil dari Bali & NTB, Iwandi Muis dan Farhat dari region Sulawesi serta H. Zaini dari Kalimantan.

“Nantinya di kesempatan itu juga akan digelar acara penghargaan bagi pembalap Suzuki yang juara di kejurnas MotoPrix tiap region. Sementara juara nasional IndoPrix dan Asia akan diberikan nanti,” jelas Yudi. Juara region MotoPrix akan mendapat beasiswa pendidikan berupa uang cash.

LOMBA MODIFIKASI DAN FREESTYLE

Seperti tahun lalu, di setiap final selalu abis-abisan dan full entertaiment. Selain acara panggung hiburan,13804-omr-suzuki-cikampek-endr.jpg sudah pasti dipentas contezt modifikasi. Dilombakan empat kelas khusus untuk pengguna motor Suzuki. Yaitu kelas matic fashion, bebek fashion, sport fashion dan extreme.

Selain itu ada kompetisi freestyle seperti tahun lalu di Jogja. Ada kelas perorangan dan kelompok. Motor yang dipakai harus Suzuki. Hadiahnya sudah pasti gede-gedean. Informasi lebih jauh silakan kontak Park Kenjeran di nomor telepon (031) 3816131 atau 0813-1453-0208.

BERBAKTI PADA KONSUMEN

13905-omr-suzuki-cikampek-endr.jpgTak cuma pecinta balap dan modifikasi dimanjakan di OMR Suzuki OMR. Masih kerja sama denga Pertamina, Suzuki membuka bengkel selama perhelatan. “Kami menyiapkan untuk 170 motor diservis selama dua hari balapan Suzuki,” jelas Dadi Suryadi, dari diler Suzuki Sanggar Mas, Bandung

Servis selalu penuh lantaran pendaftar dapat oli Pertamina Enduro 4T. “Karena itu kami membatasi jumlah pendaftar servis. Kasihan jika mereka tidak kebagian oli,” ucap Dadi.


0 komentar:

Posting Komentar


Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Bluehost